WIDYA CASTRENA DHARMA
SIDDHA....!!!
SEJARAH BERDIRINYA RESIMEN
MAHASISWA (MENWA) INDONESIA..).
MASA PENEGAKAN KEDAULATAN
REPUBLIK INDONESIA
1. Dengan diakuinya
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai hasil keputusan
KMB di Den Haag, pada tanggal 27 Desember 1949, maka perang kemerdekaan, yang
telah mengorbankan jiwa, raga dan penderitaan rakyat berakhir sudah, Karenanya
pemerintah memandang perlu agar para pemuda pelajar dan mahasiswa yang telah
ikut berjuang dalam perang kemerdekaan, dapat menentukan masa depannya, yaitu
perlu diberi kesempatan untuk melanjutkan tugas pokoknya, "BELAJAR".
Sehingga pada tanggal 31 Januari 1952 pemerintah melikuidasi dan melakukan
demobilisasi Brigade 17/TNI-Tentara Pelajar. Para anggotanya diberi dua pilihan,
terus mengabdi sebagai prajurit TNI atau melanjutkan studi.
2. Kondisi sosial ekonomi
dan politik di dalam negeri sebagai akibat dari pengerahan tenaga rakyat dalam
perang kemerdekaan, dianggap perlu diatur dan ditetapkan dengan undang -
undang. Maka dikeluarkanlah Undang - Undang No. 29 tahun 1954 tentang
Pertahanan Negara. Pada dekade 1950-an, ternyata perjalanan bangsa dan negara
ini mengalami banyak ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Pemberontakan
demi pemberontakan terjadi di tengan - tengah perjuangan untuk membangun
dirinya. Pemberontakan itu antara lain DI/TII, pemberontakan Kartosuwiryo dan
sebagainya. Pemberontakan meminta banyak korban dan penderitaan rakyat banyak.
Rakyat tidak bisa hidup dengan tenang, karena situasi tidak aman dan penuh
kecemasan.
3. Memperhatikan kondisi
semacam itu, satu tradisi lahir kembali. Para Mahasiswa terjun dalam perjuangan
bersenjata untuk ikut serta mempertahankan membela NKRI bersama - sama ABRI.
Sebagai realisasi pelaksanaan Undang Undang No. 29 tahun 1954, diselenggarakan
wajib latih di kalangan mahasiswa dengan pilot project di Bandung pada tanggal
13 Juni 1959, yang kemudian dikenal dengan WALA 59 (Wajib Latih tahun 1959).
Wala 59 merupakan batalyon inti mahasiswa yang merupakan cikal bakal Resimen
Mahasiswa. Kemudian disusul Batalyon 17 Mei di Kalimantan Selatan. Bermula dari
itulah, pada masa demokrasi terpimpin dengan politik konfrontasi dalam hubungan
luar negeri, telah menggugah semangat patriotisme dan kebangsaan mahasiswa
untuk mengabdi kepada nusa dan bangsa sebagai sukarelawan.
Penyelenggaraan pendidikan
dan latihan kemiliteran selanjutnya dilaksanakan untuk mempersiapkan mahasiswa
sebagai potensi Hankamneg melalui RINWA (Resimen Induk Mahasiswa), yang
selanjutnya namanya berubah menjadi MENWA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar